Minggu, Juni 28, 2009

Linux untuk efek animasi

Industri hiburan merupakan ladang investasi yang menggiurkan. Hollywood merupakan ‘kiblat’ bagi industri hiburan dunia. Namun, tahukah anda, bahwa sistim operasi pilihan utama bagi para animator FX di Hollywood adalah Linux? Seniman menggunakan Linux? Bagaimana ini bisa terjadi? Mari kita simak!

Linux menjadi sistim operasi utama di Hollywood

Pada industri film, Linux telah menjadi pemenang. Ia berjalan pada hampir semua server dan desktop yang digunakan untuk animasi dan efek khusus. Sekarang, Linux digunakan untuk membuat hampir semua film di bioskop. Studio besar seperti Disney/Pixar, DreamWorks Animation, Sony, ILM (Industrial Light and Magic), semuanya menggunakan Linux.
Linux adalah sistim operasi yang paling populer untuk film animasi berdana besar. Ia diinstalasi pada lebih dari 95% server dan desktop pada perusahaan animasi dan efek khusus yang besar. Pengamat diluar industri film, dan bahkan didalam industri itu sendiri, kadang tidak sadar bahwa Linux telah mendominasi studio-studio besar. Linux telah menjadi ‘norma’ di Hollywood, dan bahkan dianggap sebagai standar. Di domain ini, Windows dan Macintosh adalah sistim operasi minoritas. Para Linuxer akan mengalami kesulitan untuk mengkonversi pengguna baru untuk menggunakan Linux di Hollywood, sebab hampir semua orang disana menggunakan Linux. Sistim operasi yang dikembangkan oleh komunitas, dan untuk komunitas, telah digunakan secara intensif oleh studio film.
Hollywood memilih Linux, sebab jika digunakan secara tepat, ia adalah sistim operasi yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah. Pada perusahaan film besar yang memiliki ribuan server dan desktop, ekonomi dan efisiensi dari Linux memberikan kontribusi sangat signifikan pada penghematan keuangan. Pada perusahaan yang lebih kecil, Windows dan Mac sering lebih populer karena skala ekonomi tidak berlaku. Walaupun demikian, beberapa perusahaan kecil juga menggunakan Linux. Beberapa perusahaan film menggunakan lingkungan campuran. Sebagai contoh, South Park diproduksi pada desktop Mac, dengan server Linux. Walaupun adalah ‘raja’ di industri perfilman, Linux jarang digunakan pada industri televisi, karena kebutuhan komputasi yang lebih ringan.

Tidak seperti Windows atau Macintosh, tidak ada satu perusahaanpun yang memiliki Linux. Pengembang dari berbagai perusahaan mengkontribusikan kode ke Linux, yang disediakan gratis, dan dapat berjalan pada berbagai tipe komputer. Perusahaan seperti HP, Dell, IBM, Verari, Boxx, dan lainnya, menjadi pengembang sistim Linux untuk industri film Hollywood.

Aplikasi Animasi dan FX Linux yang digunakan Hollywood

Beberapa program animasi top dan FX (efek khusus) berjalan pada platform Mac, dan beberapa dari mereka, seperti RenderMan Pro Server, telah ditulis ulang ke Windows. Namun hanya pada kluster Linux, efek visual televisi dan film dikembangkan secara serius. Animasi dan FX untuk Indiana Jones and the Kingdom of Crystal Skull; Star Wars: The Clone Wars; Wall-E; 300; The Golden Compass; Harry Potter and The Order of The Phoenix; Ratatouille dan I’m Legend, semua dikembangkan menggunakan RenderMan Pixar dan Maya Autodesk, di kluster Linux. Para pengembang Hollywood memilih menggunakan Linux, karena hanya di kluster Linux mereka dapat menggunakan kekuatan komputasi besar untuk rendering grafik 2D dan 3D.

Efek khusus realistis dikembangkan dengan program yang menggunakan RISpec (RenderMan Interface Spesification) Pixar. RISpec adalah detail standar terbuka dari API (Application Programming Interface) untuk program rendering grafik 3D. Namun, RISpec tidak sepenuhnya bersifat open source. Walaupun Pixar, ‘raksasa’ animasi Hollywood yang dimiliki Disney, telah mempublikasikan spesifikasi penggunaan, dan tidak mengharuskan pengguna mendapatkan lisensi tak berbayar untuk menciptakan program rendering RISpec, Pixar belum menspesifikasi secara jelas bagaimana pengembang dapat menggunakan RISpec. Adapun, ada beberapa program open source berbasis RISpec seperti Pixie dan Blender.